Persiapan-persiapan yang dilakukan melibatkan banyak pihak, yaitu antara lain pasien dan keluarga, dokter bedah dan dokter anestesi, perawat kamar bedah, perawat anestesi, perawat ruangan perawatan, petugas farmasi/apotek, petugas kebersihan khusus kamar operasi, petugas sterilisasi linen, dan tentu saja pihak administrasi rumah sakit. Semua pihak tersebut harus dapat berkomunikasi dengan baik, efektif, dan efisien, karena seringkali tidak terdapat cukup banyak waktu tersedia untuk persiapan operasi.
Persiapan yang melibatkan pihak rumah sakit biasanya sudah terorganisir secara rapi, sehingga semua yang terkait akan segera melakukan tugas masing-masing sesaat setelah berita rencana operasi diumumkan.
Yang harus diwaspadai adalah persiapan di pihak pasien dan keluarga. Seringkali tidak atau belum dimengerti dengan baik apa saja peran yang harus diambil oleh pasien dan keluarga ini. Berikut ini poin-poin yang dapat dijadikan pegangan untuk persiapan apabila anda atau keluarga anda direncanakan menjalani tindakan operasi pembedahan :
1. Persiapan Mental. Seseorang, siapapun dia, selalu akan mengalami shock secara psikis apabila tiba-tiba diperintahkan untuk menjalani operasi. Hal ini wajar, karena sebagai manusia kita akan selalu cemas terhadap segala hal yang akan menyakiti tubuh kita. Oleh karena itu persiapan mental ini menjadi fokus utama yang harus mendapatkan perhatian. Jika anda yang harus mengalami hal ini, sangat disarankan anda mencari dukungan dari pihak lain, baik itu pasangan, keluarga, ataupun teman yang dapat membantu memberi ketenangan berpikir dan membuat keputusan. Begitupun apabila anda yang dipilih untuk membantu seseorang yang cemas menghadapi operasi, maka posisi anda saat itu adalah sebagai seorang sahabat dan konselor yang sangat diharapkan dapat memberi advis dan saran-saran bijaksana dalam pengambilan keputusan. Jangan sampai terjadi dan sedapat mungkin harus dihindari, interaksi atau komunikasi yang justru dapat memperparah kondisi kecemasan pasien.
2. Persiapan Pengetahuan. Sesaat setelah dokter memutuskan dan memberitahu tentang rencana tindakan operasi maka merupakan hak dan wajib bagi anda, sebagai pasien ataupun keluarga, untuk menanyakan diagnosa, alasan pengambilan keputusan operasi, alternatif yang mungkin diambil selain operasi, kemungkinan kesembuhan dan komplikasi, pengalaman dokter tentang penanganan penyakit serupa, serta hal-hal lain yang anda anggap perlu diperjelas. Selain itu, jika anda belum puas terhadap jawaban yang diberikan oleh dokter anda, anda juga berhak memperoleh second opinion dengan cara mengunjungi dokter lain yang setara atau lebih pakar secara keilmuan dibandingkan dengan dokter anda. (Hal kesetaraan dokter ini penting, karena jika anda mengunjungi dokter yang secara keilmuan di bawah dokter anda maka terdapat kemungkinan anda tidak memperoleh data yang tepat). Anda pun dapat melakukan browsing and searching di internet untuk mengetahui lebih dalam apa yang sebenarnya anda alami dan apa yang harus anda lakukan. Namun demikian anda harus mengunjungi situs-situs kedokteran resmi yang sudah diakui reputasinya, untuk memperoleh data yang lengkap.
3. Persiapan Pendanaan. Tindakan operasi yang dilakukan di negara kita seringkali menjadi beban bagi pasien dan keluarganya. Hal ini dikarenakan sistem asuransi masih belum dapat berjalan dengan baik. Meskipun pemerintah sudah berupaya keras membantu warganya yang miskin, misal melalui program Askin, JPKM, atau Kartu Sehat, namun masih terdapat banyak warga yang belum tergapai oleh kebaikan hati pemerintah tersebut. Oleh karena itu, sangat disarankan anda sebagai pasien atau keluarga untuk mempersiapkan diri sejak dini, bahkan meskipun tidak diharapkan akan terdapat anggota keluarga yang harus dioperasi. Saya katakan ini karena pengurusan administrasi sering memakan waktu dan membuang banyak tenaga, yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk persiapan mental menghadapi operasi. Bagi anda yang memiliki kartu kredit, akan sangat terbantu karena hampir semua rumah sakit besar di negara kita saat ini sudah terhubung dengan sistem perbankan yang bekerja sama dengan pihak manajemen. Dan perlu diwaspadai bahwa kesembuhan penyakit tidak serta merta terjadi setelah tindakan operasi. Masih dibutuhkan proses pemulihan dan perawatan yang optimal pasca pembedahan. Dan seandainya terjadi komplikasi yang tidak diharpkan pasca operasi, maka dana yang dibutuhkan bukan tidak mungkin dapat melebihi dana operasi itu sendiri.
Demikian beberapa tips yang saya sampaikan untuk anda tentang persiapan sebelum operasi pembedahan. Apabila anda memiliki pengalaman atau hal-hal yang ingin anda bagi, jangan segan-segan mengirimkan komentar ke halaman ini.
Terimakasih.
dok saya mau tanya dokter bisa g jadi tim anestesi ayah saya
ReplyDeletedear ebdhysaja... maaf sangat terlambat membalas... what can I do for you?
ReplyDeleteSalam..
ReplyDeleteSaya sedang membutuhkan dokt Anesthesi, kebetulan di tempat saya belum ada.
Tempat saya di pusat Surabaya dokt, swasta murni. Tapi utk jmlh ops ya lumayan, skrg sedang mencoba berbenah utk berkembang.
mungkin kl dokt atau kolega dokt tertarik bisa menghubungi saya di 081703488124.
Terimakasih
-Aria-
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSaya pgn bgt jadi anestesi yaallah.awalnya saya pgn nya jadi kulitkelamin tp karna kata ortu jrg ada yg berobat mslh kulit jadi pindah ke anestesi.awalnya saya juga suka bedah tp karena biaya nya mahal dan ditambah kuliah yg lama11semester-_-akhirnya maunya jd anestesi aja karena anestesi juga team bedah hehe:D oiya om mau tanya selama ppds anestesi susah gak om?terus prakteknya apaaja?oiya kalo boleh tau juga berapa biaya masuk ppdsanestesiologist nya?hehe
ReplyDeleteDokter saya mau tanya, saya adalah seorang pelajar kelas 3 sma yg akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.. Saya tertarik dgn jurusan anestesi, saya ingin menayakan apa bedanya ahli anestesi dari lulusan universitas negeri dan dari poltekkes jurusan keperawatan anestesi? Hal apa yg membedakannya dlm praktek kerja langsung? Dimohon dokter menjawab pertanyaan saya, terimakasih
ReplyDelete